@article{Wahyuandari_Rahmawati_1, title={PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (STUDI KASUS DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP) DI TULUNGAGUNG)}, volume={2}, url={https://journal.unita.ac.id/index.php/bonorowo/article/view/32}, DOI={10.36563/bonorowo.v2i1.32}, abstractNote={<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center">Pendidikan  multikultural bertujuan pada alasan gagasan bahwa sistem pendidikan gagal untuk mengurangi konflik antara kelompok dan masyarakat.Pendidikan antar budaya mengesampingkan nilai-nilai dari minoritas walaupun menyajikan penilaian sosial dan budaya.Pendidikan multikultural diharapkan untuk memperkuat perilaku peduli dan sikap rela untuk memahami atau pengenalan politik dari budaya minoritas.Penelitian ini bertujuan pada pengembangan standar kompetensi minimum yang terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar dimana siswa dapat menerima untuk menghargai dan menghormati perbedayaan budaya.</p><p>Penelitian ini adalah sebuah analisa dari kebutuhan untuk mendesain dan analisis faktor variable- variable yang diterapkan di Tulungagung, melibatkan tenaga ahli, para siswa dan guru sebagai sampel penelitian.</p><p align="center">mendesain dan analisis faktor variable- variable yang diterapkan di Tulungagung, melibatkan tenaga ahli, para siswa dan guru sebagai sampel penelitian.</p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p align="center"> The multicultural education is purposed on the reason of the idea that the intercultural educational failed to reduce conflicts between groups and communities. Intercultural education the cultural neglects the values of minority, even preserving the social and cultural prejudices. Multicultural education, instead , is expected to cultivate an attitude of caring and willing to understand or political recognition of cultural minorities. This study aims at the development of Minimum Competency Standards ( SKM ) consisting of Competency Standards and Basic Competency which allows learners to appreciate and respect the cultural pluralism (cultural diversity ) . The final form of this research is a lattice of multicultural education syllabus in accordance with the needs of the academic and socio - cultural students.</p><p>This study is an analysis of the need to design and multivariate factor analysis was conducted in Tulungagung, involving expert, students and teachers as the study sample .</p><p> </p><p> </p&gt;}, number={1}, journal={Jurnal BONOROWO}, author={Wahyuandari, Weni and Rahmawati, Desi}, year={1}, month={1}, pages={71-91} }