https://journal.unita.ac.id/index.php/daktilitas/issue/feedJURNAL DAKTILITAS2025-07-01T12:59:24+07:00Yuris Permana Yoga Utama, S.T., M.MT.yurispyu@gmail.comOpen Journal Systems<p>"DAKTILITAS" as an information media and study forum in the field of Civil Engineering, contains scientific writings of research results. The editors invite experts, practitioners, and anyone who is interested in contributing articles that have not been published in other print media.</p> <p>Published every June and December.</p>https://journal.unita.ac.id/index.php/daktilitas/article/view/1442STUDI PENGEMBANGAN KONSEP TOD DI KAWASAN STASIUN BLITAR PELUANG, KENDALA, DAN SOLUSI2025-07-01T08:40:09+07:00Kevie Desderiuskevie.desderius-2023@pasca.unair.ac.idTitik Poerwatikevie.desderius-2023@pasca.unair.ac.idCalvin Napoleon Bonaparte Lepa Maganakevie.desderius-2023@pasca.unair.ac.idNikolas Arinanda Aprilio Gintingkevie.desderius-2023@pasca.unair.ac.idHaura Venny Nadhirakevie.desderius-2023@pasca.unair.ac.idAinur Nisa Amaliakevie.desderius-2023@pasca.unair.ac.id<h1><em>Abstract</em></h1> <p><em>This study analyzes the development of the Transit-Oriented Development (TOD) concept in the Blitar Station area, focusing on existing opportunities, challenges, and solutions. TOD is a planning approach that integrates land use and transportation systems to create sustainable and affordable environments. The research employs both qualitative and quantitative methods, utilizing surveys, interviews, and document analysis related to the socio-economic conditions and infrastructure of the area. The findings indicate that the Blitar Station area has significant potential for TOD development, including good accessibility to public transportation and available vacant land for utilization. However, challenges include a lack of policy support, inadequate infrastructure, and difficulties in community participation. This study recommends several strategic solutions to optimize TOD development in the Blitar Station area, such as enhancing collaboration among stakeholders, developing pedestrian-friendly supporting infrastructure, and raising public awareness about the benefits of TOD. Consequently, this research aims to contribute to more sustainable urban and regional planning in Indonesia.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Transit-Oriented Development (TOD) ; Blitar Station Area ; Opportunities and Challenges</em></p> <p><em> </em></p> <h1>Abstrak</h1> <p>Penelitian ini menganalisis pengembangan konsep Transit-Oriented Development (TOD) di kawasan Stasiun Blitar, dengan fokus pada peluang, kendala, dan solusi yang ada. TOD adalah pendekatan perencanaan yang mengintegrasikan penggunaan lahan dan sistem transportasi untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan terjangkau. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif, melalui survei, wawancara, dan analisis dokumen terkait kondisi sosial-ekonomi serta infrastruktur kawasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan Stasiun Blitar memiliki potensi signifikan untuk pengembangan TOD, seperti aksesibilitas yang baik terhadap transportasi publik dan adanya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan. Namun, kendala yang dihadapi meliputi kurangnya dukungan kebijakan, infrastruktur yang belum memadai, dan tantangan dalam partisipasi masyarakat. Penelitian ini merekomendasikan beberapa solusi strategis untuk mengoptimalkan pengembangan TOD di kawasan Stasiun Blitar, antara lain peningkatan kolaborasi antara pemangku kepentingan, pengembangan infrastruktur pendukung yang ramah pejalan kaki, serta sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat TOD. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perencanaan wilayah dan kota yang lebih berkelanjutan di Indonesia.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Kawasan Berorientasi Transit ; Kawasan Stasiun Blitar ; Peluang dan Kendala</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 https://journal.unita.ac.id/index.php/daktilitas/article/view/1640INOVASI DESAIN PONDASI CAKAR AYAM UNTUK STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT DI DAERAH GEMPA2025-07-01T07:42:46+07:00Nur Rohmanarmaindesign@gmail.comRahmat Putra Perdanaongakongakdeso@gmail.comAditya Purnamapurnamaaditya126@gmail.com<p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>Chicken claw foundations have proven to be an effective solution in increasing the stability of building structures, especially in areas with soft soil conditions and a high risk of earthquakes. Hardiyatmo's research (2015) shows that this system is able to increase the bearing capacity of the soil by up to 35% through optimizing the stiffness of the foundation plate so that it is suitable for application in infrastructure projects on problematic soil. Meanwhile, Prakoso and Kumara (2018) revealed that the chicken claw foundation design can reduce the earthquake response of multi-storey buildings by up to 20% and increase construction cost efficiency by 15% compared to conventional methods. Material innovation is also an important factor, as found by Kusuma and Hidayat (2020) who show that the use of high quality concrete and geotextiles is able to optimize bearing capacity and withstand deformation due to earthquakes up to 25% better than standard materials. These studies confirm that chicken claw foundations are an adaptive and economical alternative for earthquake-prone areas with challenging soil conditions</em></p> <p><em> </em><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Chicken claw foundation, soft soil, seismic response, bearing capacity, construction efficiency, innovative materials, earthquake prone areas</em></p> <p><em> </em><strong>Abstrak</strong></p> <p>Pondasi cakar ayam terbukti menjadi solusi efektif dalam meningkatkan stabilitas struktur bangunan, terutama pada daerah dengan kondisi tanah lunak dan resiko gempa tinggi. Penelitian Hardiyatmo (2015) menunjukkan bahwa sistem ini mampu meningkatkan daya dukung tanah hingga 35% melalui optimalisasi kekakuan pelat pondasi sehingga cocok diterapkan pada proyek infrastruktur pada tanah bermasalah. Sedangkan Prakoso dan Kumara (2018) mengungkapkan bahwa desain pondasi cakar ayam dapat menurunkan respon gempa gedung bertingkat hingga 20% dan meningkatkan efisiensi biaya konstruksi sebesar 15% dibandingkan dengan metode konvensional. Inovasi material juga menjadi faktor penting, seperti yang ditemukan oleh Kusuma dan Hidayat (2020) yang menunjukkan bahwa penggunaan beton dan geotekstil berkualitas tinggi mampu mengoptimalkan daya dukung dan menahan deformasi akibat gempa hingga 25% lebih baik dibandingkan material standar. Studi-studi ini menegaskan bahwa pondasi cakar ayam merupakan alternatif yang adaptif dan ekonomis untuk daerah rawan gempa dengan kondisi tanah yang menantang.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Pondasi cakar ayam, tanah lunak, respons seismik, kapasitas dukung, efisiensi konstruksi, material inovatif, daerah rawan gempa</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 2025https://journal.unita.ac.id/index.php/daktilitas/article/view/1642PENGARUH PONDASI TIANG PANCANG TERHADAP LIKUIFAKSI TANAH PASIR JENUH AIR2025-07-01T07:43:40+07:00Wahyu Zadha Hutahaeanwahyuzada.h@gmail.comSuliana Mafirohsulianamafiroh@gmail.comDanang Wijanarkodanangwijanarko@unita.ac.id<p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>When palnning a project in sandy area, there is a problem that will be faced, namely liquefaction. Liquefaction is a geotechnical phenomenon that occurs when fine-grained soil such as water-saturated sand loses its strength and stiffness due to dynamic loading, so that the behavior of the previously solid soil becomes liquid, for example during an earthquake. Pile foundations are often used as a mitigation method to reduce the risk of liquefaction. This study aims to analyze the effect of pile foundations in reducimg the risk of liquwfaction. The research method used is literatur analysis by evaluating the result of previous studies</em><em>.</em></p> <p><strong><em> </em></strong><strong><em>Keywords: </em></strong><em>liquefaction; pile foundations</em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Pada saat merencanakan suatu proyek pada daerah yang berpasir , terdapat suatu problematika yang akan dihadapi, yaitu likuifaksi. Likuifaksi merupakan fenomena geoteknik yang terjadi ketika tanah berbutir halus seperti pasir jenuh air kehilangan kekuatan dan kekakuannya akibat pembebanan dinamis sehingga perilaku tanah yang semula padat menjadi cair, misalnya gempa bumi. Pondasi tiang pancang seringkali digunakan sebagai metode mitigasi untuk mengurangi resiko likuifaksi. Penelitian ini bertujuan untuk manganalisis pengaruh pondasi tiang pancang dalam mengurangi resiko likuifaksi. Metode penelitian yang digunakan ialah analisis literatur dengan mengevaluasi hasil penelitian terdahulu..</p> <p><strong><em> </em></strong><strong>Kata kunci: </strong>Likuifaksi; pondasi tiang pancang.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 2025https://journal.unita.ac.id/index.php/daktilitas/article/view/1644ANALISIS INTERAKSI TANAH STRUKTUR PADA SISTEM PONDASI GRUP DENGAN VARIASI JARAK ANTAR TIANG2025-07-01T12:57:41+07:00Muhammad Wahyu Hakimwahyuhakim2003@gmail.comRegga Aldofa Reviandikareggaaldova98@gmail.comMuhammad Muhlis mohammadmukhlis@unita.ac.id<p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>This research investigates the soil-structure interaction behavior in pile group foundation systems with varying pile spacing configurations. The study employs both numerical modeling and field testing to analyze the load distribution mechanisms and settlement characteristics. Using finite element analysis and full-scale load tests, the research examines pile group efficiencies at spacings ranging from 2.5D to 4D, where D represents pile diameter. Results indicate that pile spacing significantly influences group behavior, with optimal efficiency achieved at 3.5D spacing. The study provides crucial insights for foundation design optimization in challenging soil conditions. The findings demonstrate that pile-soil-pile interaction effects diminish substantially at spacings beyond 4D, while spacings below 3D show marked reduction in individual pile capacity.</em></p> <p><em> </em><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Pile group efficiency; soil-structure interaction; foundation engineering; pile spacing; settlement analysis</em><em>.</em></p> <p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Penelitian ini mengkaji perilaku interaksi tanah-struktur pada sistem pondasi grup tiang dengan variasi jarak antar tiang. Studi ini menggunakan pemodelan numerik dan pengujian lapangan untuk menganalisis mekanisme distribusi beban dan karakteristik penurunan. Melalui analisis elemen hingga dan uji pembebanan skala penuh, penelitian ini meneliti efisiensi grup tiang pada jarak 2,5D hingga 4D, dimana D adalah diameter tiang. Hasil menunjukkan bahwa jarak antar tiang secara signifikan mempengaruhi perilaku grup, dengan efisiensi optimal dicapai pada jarak 3,5D. Studi ini memberikan wawasan penting untuk optimasi desain pondasi dalam kondisi tanah yang menantang. Temuan menunjukkan bahwa efek interaksi tiang-tanah-tiang berkurang secara substansial pada jarak lebih dari 4D, sementara jarak di bawah 3D menunjukkan pengurangan yang nyata dalam kapasitas tiang individu.</p> <p><strong><em> </em></strong><strong>Kata kunci: </strong>Efisiensi grup tiang; interaksi tanah-struktur; teknik pondasi; jarak antar tiang; analisis penurunan.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 2025https://journal.unita.ac.id/index.php/daktilitas/article/view/1646EFEKTIVITAS TEKNOLOGI BASE ISOLATION DALAM MENGURANGI GAYA GESER DAN MENINGKATKAN STABILITAS STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA2025-07-01T12:58:24+07:00Mochamad Valdiansyahmoch.valdiansyah@gmail.comFerninda Isma Dea Prasticadeaaaa102@gmail.comDanang Hadi Nugrohodanangmarkko@gmail.com<p> </p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>The use of base isolation as an earthquake mitigation technology is an innovative solution in designing earthquake-resistant building foundations, especially in areas with high seismic activity. This study aims to analyze the performance of base separation in damping earthquake forces received by the upper structure. Literature studies were conducted by referring to various previous studies showing that this technology can dampen the structural response to ground vibrations, extend the vibration period, and increase the overall stability of the building. The analysis was carried out by modeling the base separation system using simulation software to study its effect on base shear forces and structural cooling. The simulation results show that base separation can dampen base shear forces by up to 58% compared to conventional structures without isolation. This technology also shows advantages in maintaining structural integrity during major earthquakes. These findings are expected to be a reference for building design to improve the safety and resilience of building structures in earthquake-prone areas.</em></p> <p><em> </em><strong><em>Keywords: </em></strong><em>base isolation, earthquake mitigation, foundation design, base shear force, earthquake resistant building</em></p> <p><em> </em><strong>Abstrak</strong></p> <p>Pemanfaatan <em>base isolation</em> sebagai teknologi mitigasi gempa bumi menjadi solusi inovatif dalam perancangan pondasi bangunan tahan gempa, terutama pada daerah dengan aktivitas seismik tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja <em>base isolation</em> dalam meredam gaya gempa yang diterima oleh struktur atas. Studi literatur dilakukan dengan mengacu pada berbagai penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa teknologi ini dapat meredam respon struktur terhadap getaran tanah, memperpanjang periode getaran, dan meningkatkan stabilitas bangunan secara keseluruhan. Analisis dilakukan dengan memodelkan sistem <em>base isolation</em> menggunakan perangkat lunak simulasi untuk mempelajari pengaruhnya terhadap gaya geser dasar dan deformasi struktur. Hasil simulasi menunjukkan bahwa base separation mampu meredam gaya geser dasar hingga 58% dibandingkan dengan struktur konvensional tanpa isolasi. Teknologi ini juga menunjukkan keunggulan dalam menjaga keutuhan struktur saat terjadi gempa besar. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perancang bangunan untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan struktur bangunan di daerah rawan gempa.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>base isolation</em>, mitigasi gempa, desain pondasi, gaya geser dasar, bangunan tahan gempa</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 2025https://journal.unita.ac.id/index.php/daktilitas/article/view/1647PERBANDINGAN KINERJA PADA PONDASI DANGKAL DAN PONDASI DALAM PADA BANGUNAN DI DAERAH RAWAN GEMPA2025-07-01T12:59:24+07:00Alvinda Heilminavaza Elwavaalvinda.he13@gmail.comDesti Refika Putridestrirefika@gmail.comLutfan Anas Zahirlutfananas@gmail.com<p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>The foundation is an important element in building construction which functions to distribute the load to the ground below. In earthquake-prone areas, choosing the type of foundation is crucial to ensure building stability. This research compares the performance of shallow foundations and deep foundations based on literature studies. The results show that deep foundations are superior in dealing with dynamic loads due to earthquakes because of their ability to distribute loads to deeper and more stable soil layers. However, shallow foundations can still be used in stable soil conditions with light structural loads. The main recommendation is the use of deep foundations or a combination of methods such as pile-raft foundations to increase the stability of the building.</em></p> <p><strong><em> </em></strong><strong><em>Keywords: </em></strong><strong><em>backfill sand; continuous foundation; construction; stability; burden </em></strong></p> <p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Pondasi merupakan elemen penting dalam konstruksi bangunan yang berfungsi menyalurkan beban ke tanah di bawahnya. Di daerah rawan gempa, pemilihan jenis pondasi menjadi krusial untuk menjamin stabilitas bangunan. Penelitian ini membandingkan kinerja pondasi dangkal dan pondasi dalam berdasarkan studi pustaka. Hasil menunjukkan bahwa pondasi dalam lebih unggul dalam menghadapi beban dinamis akibat gempa karena kemampuannya menyalurkan beban ke lapisan tanah yang lebih dalam dan stabil. Namun, pondasi dangkal tetap dapat digunakan pada kondisi tanah yang stabil dengan beban struktur yang ringan. Rekomendasi utama adalah penggunaan pondasi dalam atau kombinasi metode seperti pondasi tiang-rakit untuk meningkatkan stabilitas bangunan.</p> <p><strong><em>Kata kunci: </em></strong><strong><em>pasir urug; pondasi menerus; konstruksi; stabilitas; beban </em></strong></p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 2025