Main Article Content

Abstract

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menggali masalah kesehatan di masyarakat adalah diagnosa komunitas. Dengan diagnosa komunitas, masalah dapat diidentifikasi langkah demi langkah. Semua masalah kesehatan di masyarakat kemudian diprioritaskan dan dicari alternatif pemecahannya. Tujuan dalam pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan untuk diterapkan dalam pegawai PT.X dapar mencegah dan menangani NBP. Metode dalam pengabdian ini adalah dengan cara memberikan penyuluhan secara langsung kepada karyawan tailor di PT.X terkait cara mencegah dan menangani nyeri punggung bawah atau NBP. Dari hasil yang didapat, terdapat beberapa masalah penyakit yang terjadi di PT. X seperti NBP atau nyeri punggung, pusing, nyeri pada tangan,kelahan. Kemudian masalah yang diprioritaskan adalah flak pain. Setelah dilakukan implementasi tentang flak pain terjadi peningkatan tingkat target pengetahuan dari 55,6% menjadi 84,8% yaitu pengetahuan tinggi.

Keywords

Diagnosis Masyarakat NBP Knowledge

Article Details

How to Cite
Zuniawati, D. (2023). Penyuluhan Kesehatan Pengetahuan NPB (Nyeri Punggung Bawah) pada Penjahit di PT. X. JANITA : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT , 2(2), 83-92. https://doi.org/10.36563/pengabdian.v2i2.594

References

  1. Katiandagho, D., Darwel, & Kulas EI. Diagnosis Komunitas Di Kelurahan Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun 2011. J Kesehat Lingkung. 2018;2(1). doi:https://doi.org/https://doi.org/10.47718/jkl.v2i1.536
  2. 2. GEUMALA, M., nugraha, agung putri harsa satya, Pratiwi, Y. E., & Ali M. Manajemen Lingkungan Kesehatan Perkotaan. Published online 2018. doi:https://doi.org/10.31219/osf.io/w5y7b
  3. 3. Suciani, T., Lasmanawati, E., & Rahmawati Y. emahaman Model Pembelajaran Sebagai Kesiapan Praktik Pengalaman Lapangan (Ppl) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga. Media Pendidikan, Gizi, Dan Kuliner. 2018;7(1):76–81.
  4. 4. Bungin B. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Kencana; 2005.
  5. 5. Putra EA. Anak Berkesulitan Belajar di Sekolah Dasar Se-Kelurahan Kalumbuk Padang. J Ilm Pendidik Khusus. 2015;1(3):71–76. http://103.216.87.80/index.php/jupekhu/article/viewFile/6065/4707
  6. 6. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta; 2012.
  7. 7. RI K. Pusdatin Lumbago. Published 2014. https://doi.org/10.1177/109019817400200403
  8. 8. Yang F. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Diit Pasien Lumbago(Studi Pada Pasien Rawat Jalan di Rumah SakitIslam Sultan Agung Semarang Tahun 2013). Unnes J Public Heal. 2014;3(3):1-9. doi:https://doi.org/10.15294/ujph.v3i3.3536
  9. 9. Puspita E. Peran Keluarga dan Petugas Kesehatan dalam Kepatuhan Pengobatan Penderita Lumbago di Puskesmas Gungpati Kota Semarang. J Kesehat Masy Indones. 2017;12(2):25-32. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/article/download/3172/3056
  10. 10. Muliyati, H., Sirajuddin, S., & Syam A. Hubungan pola konsumsi natrium dan kalium serta aktifitas fisik dengan kejadian lumbago pada pasien rawat jalan di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Media Gizi Masy Indones. 2011;1(1).
  11. 11. Akbar, H., Royke, A., Langingi, C., Kesehatan, F. I., Kesehatan, F. I., & Kesehatan FI. Analisis Hubungan Pola Makan dengan Kejadian lumbago pada Lansia. J Heal Sci Gorontalo J Heal Sci Community. 2021;5(1).
  12. 12. Gama, I. K., Sarmadi, I. W., & Harini I. Faktor penyebab penderita lumbago. J Keperawatan Politek Kesehat Denpasar. 2014;1:65–71.