Main Article Content

Abstract

Peran Pemerintah Desa Dalam Mengatasi Limbah Peternakan sapi Perahbertujuan untuk:.mendeskripsikan dan menganalisa desa peternakan sapi.dan. mendeskripsikan,menganalisa  mengatasi pencemaran lingkungan akibat limbah peternakan sapi. Metode yang dipergunakan penelitian ini deskriptif kualitatif,dimana informannya adalah masyarakat desa, kepala desa dan pemerintah desa mulyosari pagerwojo Tulumgagung. Dari penelitian tersebut didapat Peranpemerintah desa sebagai fasilitator yaitu menyediakan sarana dan prasarana untuk menyelesaikan permasalahan dengan mendatangkan pihak pihak terkait peran pemerintah desa sebagai mediator yaitu menempatkan diri sebagai pihak ketiga yang netral, dengan mengedepankan pencapaian solusi dengan musyawarahdan  Pemerintah desa sebagai motivator yaitu memberikan motivasi, penyadaran dan pengarahan akan pentingnya lingkungan.

Article Details

How to Cite
dwiiriani, & Lindi Hartono. (2021). PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENGATASI LIMBAH PETERNAKAN SAPI PERAH. Publiciana, 14(1), 242-255. https://doi.org/10.36563/publiciana.v14i1.312

References

  1. Ahmadi, Rulam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta.
  2. Crawford, J. 2003. Composting of Agricultural Waste. in Biotechnology Applications and Research. p. 68-77.
  3. Farida E. 2000. Pengaruh Penggunaan Feses Sapi dan Campuran Limbah Organik Lain Sebagai Pakan atau Media Produksi Kokon dan Biomassa Cacing Tanah Eisenia foetidasavigry. Skripsi Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. IPB, Bogor.
  4. Ginting. 2007. Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan. Universitas Sumatera Utara Repository. Medan.
  5. Hidayat, N., P. Masdiana dan S. Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri. Penerbit Andi. Yogyakarta. Indroprahasto, S. 2010. Kompos. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. Bogor.
  6. Isroi, 2008. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. Bogor.
  7. Kaharudin dan F.M. Sukmawati. 2010. Manajemen Limbah Ternak untuk Kompos dan Biogas. Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian. Nusa Tenggara Barat.
  8. Nurhasanah. 2005. Biogas Sebagai Energi Alternatif. Penerbit Media Pustaka Press. Jakarta.
  9. Rahayu, E dan S. P. Nur. 2002. Isolasi dan Seleksi Lactobacillus yang Berpotensi Sebagai Agensi Probiotik. Agritech Vol.23 No.2 Hal 67-74.
  10. Suardana, W. 2007. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat dari Cairan Rumen Sapi Bali sebagai Kandidat Biopreservatif. Jurnal Veteriner Vol.8 No.4:155-159.
  11. Sofyadi, Cahyan, 2003. Konsep Pembangunan Pertanian dan Peternakan Masa Depan. Badan Litbang Departemen Pertanian. Bogor.
  12. Sihombing D T H. 2000. Teknik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Usaha Peternakan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian, Institut Pertanian Bogor.
  13. Soehadji, 1992. Kebijakan Pemerintah dalam Industri Peternakan dan Penanganan Limbah Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian. Jakarta.
  14. Willyan, D. 2008. Langkah Jitu Membuat Kompos Dari Kotoran Ternak. Agro Media. Jakarta
  15. Widodo, Asari, dan Unadi, 2005.Pemanfaatan Energi Biogas Untuk Mendukung Agribisnis Di Pedesaan.Publikasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong.