Main Article Content

Abstract

Abstract


The people of Waung have been blessed with a non –machinery waving skill (Tenun Bukan Mesin/ TBM) which learned from their ancestors. The product is not only seen as a beautiful art but it has also an added economic value. It can contribute to the increase of the family income if the product can meet what the market really needs and well managed.  The traditional waving has not developed fast in the coming of modern era because of its limited use, competiveness and conventional marketing. Only the women usually buy it used as a corset. These facts indicate that they have got the productive and the managerial problems. They rarely get any training to produce waving with a new trend and to expand their market using IT. To solve problems there should be productive and managerial training programs to protect them so can be preserved as a meaningful Indonesian heritage and even will elevate people’s income as well. The training aims to equip the people with the skills how to make motif waving as a raw material to produce the various kinds of accessories/souvenirs (wallet, tissue box, wall decoration, pillowcase, bag, pencil case). In the managerial domain, people are importantly enriched with the skills to make financial report and make on-line marketing. The method uses social approach. This means that group of waving community, housewives, unemployed youth, stakeholders get involved during the implementation of the program from planning evaluation.


Abstrak


Desa Waung Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung memiliki potensi membuat tenun bukan mesin (TBM). Potensi ini adalah berkah karena tenun tidak hanya memiliki nilai  ekonomi tetapi bernilai seni. Permasalahan yang dihadapi kedua mitra terkait dengan Sumber Daya Manusia, produksi dan manajemen. Mereka tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan bagaimana cara membuat tenun bermotif agar ketrampilan menenun tanpa mesin bisa berlanjut menjadi warisan budaya, memiliki nilai seni yang bernilai jual tinggi dan memiliki beraneka ragam manfaat sehingga menjadi sumber tambahan penghasilan masyarakat. Sedangkan masalah aspek manajemen bagaimana cara memasarkan hasil Kerajinan Tenun Bermotif sehingga jangkauan pemasaran lebih luas dengan memaksimalkan IT. Solusi dari permasalahan ini, pertama dengan memproduksi tenun bukan mesin (TBM) bermotif sebagai bahan baku kerajinan tangan tenun seperti dompet, tempat tisu, hiasan dinding, sarung bantal, tas, kotak pensil. Kedua, peningkatan kualitas SDM melalui berbagai kegiatan pelatihan terkait dengan manajemen SDM, produksi, keuangan dan pemasaran berbasis online. Metode pelaksanaan melibatkan kelompok pengarajin tenun bukan mesin, ibu-ibu rumah tangga, remaja belum bekerja, pemangku kepentingan, masyarakat terlibat dalam berbagai tahapan kegiatan mulai dari perencanaan sampai evaluasi dalam beberapa tahapan (sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi).

Keywords

Tenun Bukan Mesin Bermotif Kerajinan Tangan Desa Waung Boyolangu

Article Details

How to Cite
Wenni Wahyuandari, & Nurani, N. (2021). IbM Pembuatan Tenun Bukan Mesin (Tbm) Bermotif Untuk Bahan Baku Kerajinan Tangan di Desa Waung Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung. JANITA : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT , 1(1), 20-30. https://doi.org/10.36563/pengabdian.v1i1.250