Implementasi Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Desa Sawo Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai

Abstract

Abstrak

Hadirnya undang-undang desa dan regulasi otonomi daerah memberikan kesempatan sekaligus dorongan bagi desa untuk membangun dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Tidak jarang keberhasilan didesa memiliki relevansi dengan kapasitas kepala desa. Kondisi permasalahan di desa Sawo Kabupaten Tulungagung seperti rendahnya kualitas SDM, minimnya inovasi dari pimpinan desa serta tingkat disiplin kerja yang rendah memerlukan ketegasan dari kepala desa untuk menerapakan gaya kepemimpinan situasional. Tujuan dari penelitian ini adalah  untuk mengetahui sejauh mana dampak peneapan gaya kepemimpinan situasional oleh Kepala Desa terhadap peningkatan kinerja pegawai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan data prime dan sekunder sebaai sumber informasi. Hasil penelitian menggunakan pendekatan Hersey & Blanchard yang di kutip dalam penelitian (F. A. Putri et al., 2024) terdapat 4 indikator. Dimana indikator telling belum berjalan optimal, karena kurangnya kemampuan Kepala Desa dalam memberikan arahan dan rendahnya kualitas SDM. Di samping itu, tahap selling juga belum optimal karena Kepala Desa tidak menciptakan ide ataupun inovasi untuk kemajuan Desa, hal tersebut menunjukkan kurangnya visioner yang seharusnya menonjol pada gaya ini. Sebaliknya gaya Participating terlaksana dengan baik, yang ditujukkan dengan adanya keterlibatan pegawai dalam melaksanakan diskusi dan pengambilan keputusan. Sementara gaya delegating juga sudah diterapkan secara efektif, terlihat dari bagaimana Kepala Desa memberikan pelimpahan sebagian wewenang kepada bawahan dan tokoh masyarakat.

Abstract

The presence of village laws and reional autonomy regulations provides opportunities as well as encouragement for villages to build and improve service to the community. It is not uncommon for succes in the village to have relevance to the capacity of the village head. The condition of problem in Sawo village, Tulungaung Regency, such as the low quality of human resources, the lack of innovation from village leaders, and the low level of work discipline, require firmness from the villae head to apply a situational leadership style. The purpose of this study is to find out the extent of the impact of the implementation of situational leadership style by the village head on improving employee performance. The menthod used in this study is a qualitative descriptive approach by utilizing primary and secondary data as sources of information. The results of the study using the Hersey & Blanchard approach cited in the study (F. A. Putri et al., 2024) have 4 indicators. Where the telling indicator has not run optimally, due to the lack of ability of the Village Head to provide direction and the low quality of human resources. In addition, the selling stage is also not optimal because the Village Head does not create ideas or innovations for the progress of the Village, which shows the lack of visionaries who should stand out in this style. On the other hand, the Participating style is well implemented, which is indicated by the involvement of employees in carrying out discussions and decision-making. While the delegating style has also been implemented effectively, it can be seen from how the Village Head delegated some of the authority to subordinates and community leaders.