Perbedaan Proporsi Dedak Dalam Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida)
Abstract
Jamur tiram putih adalah salah satu jenis jamur kayu yang banyak di konsumsi
oleh masyarakat dengan gizi yang baik, di dalamnya terkandung 9 asam amino esensial
dengan kadar protein 19-35%. Pertumbuhan dan perkembangan jamur sangat tergantung
pada nutrisi yang tersedia pada media tanam. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut,
pada media tanam ditambahkan dedak sebagai sumber nutrisi. Dalam memenuhi
kebutuhan dedak tersebut, petani mendapatkan kendala dari harga yang semakin mahal.
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh penggunaan dedak
terhadap pertumbuhan jamur dan menganalisa tingkat keuntungan usaha tani jamur tiram.
Dengan hipotesis bahwa proporsi dedak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan jamur tiram putih (Pleurotus florida ).
Penelitian ini akan dilaksanakan di Dusun Tenggar Desa Samar Kec. Pagerwojo
Kabupaten Tulungagung. Penelitian akan dimulai pada bulan Juni sampai dengan bulan
Juli 2010.
Analisis data menggunakan analisis (uji F) uji taraf 5 % apabila terjadi beda nyata
antar perlakuan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5 %.
Dari hasil pengamatan berat segar, diperoleh hasil perlakuan dengan berat paling
tinggi pada panen pertama adalah perlakuan P5 (20 serbuk kayu : 3 dedak : 2 tepung
tongkol jagung) dengan berat badan buah 114,04 gram. Sedangkan pada panen kedua
perlakuan dengan berat tertinggi adalah perlakuan P4 (20 serbuk kayu : 2 dedak : 2 tepung
tongkol jagung) dengan berat badan buah 108.13 gram. Pada panen pertama dan kedua
perlakuan P2 (20 serbuk kayu : 0 dedak : 2 tepung tongkol jagung) menghasilkan berat
badan buah yang paling sedikit yaitu 79,375 gram dan 66,94 gram. Pengurangan proporsi
dedak tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter badan buah pada jamur.
Downloads
References
Adiyuwono, H. 2001. Mengenal kayu untuk Media Jamur. Trubus XXXI (362).
Anggraeni, F. 2007. Pemanfaatan Tongkol Jagung sebagai Nutrisi Tambahan pada
Media Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida). Skripsi, Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya. Malang
Agus, G.T.K., Agus, K.A., Dianawati, A., Dipi, U.T., Irawan, E.S., Miharja, K., Gusyadi,
L., Luluk, A.M., Maman, N., Karno, P.S., Dachlan, P., Udin, S., Ujang, J.M.,
Yana, T., dan Sastro, Y. 2004. Budidaya Jamur Konsumsi. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Cahyana, Muchroji dan M. Bakrun. 1997. Jamur Tiram. Penebar Swadaya. Jakarta.
Chang, S.T dan P.G miles. 1987. Edible Mushroom and Their Cultivation. CRC Press.
Boca Raton Florida. P 81-87
Djarijah. 2001. Budidaya Jamur Tiram. Kanisius. Jakarta.
Edmond J.B, A.M Musser dan F.S Andrews. 1975. Fundamental of Horticulture
Second Edition. MC Grow Hill Book Company Inc. New York. 560 hal.
Genders, R. 1986. Bercocok Tanam Jamur. Pionir Jaya. Bandung
Kristiawati, R. 1992. Budidaya Jamur Kayu. Yayasan Social Tani Membangun. Trubus
XIII (271) : 1- 16
Nurman, S dan A. Vahar. 1990. Bertani Jamur dan Seni Memasaknya. Angkasa.
Bandung
Stamets, paul dan J.S Chilton. 1983. The Mushroom Cultivator. Agaricon press.
Washington. 415 hal
Suhardiman, P. 1990. Jamur Merang dan Budidayanya. Penebar Swadaya. Jakarta
Suriawiria, H. 2000. Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu, Shittake, Kuping, Tiram.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Volk, Wesley A dan Margaret F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Webster, J. 1991. Introduction Fungi. Cambridge University Press. Cambridge.
Yu, Y. H. 1995. Cara Budidaya Jamur Shittake Dengan Polybag Berisi Serbuk
Gergaji. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. D.I Yogyakarta.